Sel elektrolisis adalah sel elektrokimia di mana energi listrik digunakan untuk melakukan reaksi redoks yang tidak spontan. Elektrolisis dapat didefinisikan sebagai reaksi di mana suatu zat diurai menggunakan arus listrik. Prinsip kerja sel elektrolisis adalah menghubungkan terminal negatif sumber listrik DC ke katode dan terminal positif ke anode untuk menghasilkan tegangan lebih yang menyebabkan reaksi reduksi dan oksidasi yang tidak spontan dapat berlangsung. Arah aliran elektron adalah dari katode ke anode. Ion positif (kation) cenderung tertarik ke katode dan juga tereduksi, sedangkan ion negatif (anion) cenderung tertarik ke anode dan teroksidasi.
2. Susunan Sel Elektrolisis
Secara umum, sel elektrolisis ini tersusun dari:
a. Sumber listrik
Sumber listrik yang digunakan adalah sumber arus listrik searah (DC), bisa menggunakan baterai atau aki.
b. Elektroda.
Elektroda terdiri dari anode dan katode. Anode yaitu elektroda tempat terjadinya reaksi oksidasi. Katode yaitu elektroda tempat terjadinya reaksi reduksi. Elektroda ada dua macam, yaitu inert (sangat sukar bereaksi) dan non inert (bereaksi). Elektroda inert meliputi Karbon (C), Emas (Au), dan Platina (Pt). Elektroda inert tidak akan ikut teroksidasi di anode. Contoh elektrode non inert seperti : tembaga (Cu), seng (Zn), besi (Fe), nikel (Ni), Perak (Ag).
c. Elektrolit
Elektrolit adalah zat yang dapat menghantarkan listrik, dapat berupa lelehan atau larutan. Elektrolit yang dimaksud bisa berupa asam, basa, atau garam.
3. Ketentuan Reaksi dalam Sel Elektrolisis
a. Reaksi Reduksi di Katode
Tidak bergantung dari jenis elektrodanya.
1) H⁺ dari asam akan direduksi menjadi H2
Reduksi kation H+, Reaksi 2H+ (aq) + 2e ➝ H2
2) Kation dari larutan yang mengandung ion golongan IA, IIA, IIIA dan Mn2+ dalam bentuk larutan tidak mengalami reduksi. H2O yang akan direduksi menurut reaksi :
2H2O (l) + 2e → H2 (g) + 2OH- (aq)
3) Kation Lx+ dari lelehan garam IA, IIA, IIIA.
Terjadi reduksi kation garam tersebut. Reaksi Lx+ (aq) + x e → L (s)
4) Kation dari garam selain dari golongan IA, IIA, IIIA dan Mn2+ Terjadi reduksi kation tersebut. Reaksi : Lx+ (aq) + x e → L (s)
b. Reaksi Oksidasi di Anode
Reaksi yang terjadi tergantung dari jenis elektroda.
1) Anode dari logam aktif (M)
Terjadi oksidasi elektroda tersebut. M (s) → Mx+ (aq) + x e
2) Anode dari bahan inert (C, Au atau Pt)
Terjadi oksidasi anion atau molekul air dengan ketentuan, yang berada dalam larutan.
- Jika anion dari larutan garam halida(X-), Terjadi oksidasi anion tersebut, dengan reaksi :
2X- (aq) → X2 (g)+ 2e
- Jika anion mengandung oksigen (SO42-, NO3-, PO43-), maka air (H2O) yang akan teroksidasi menurut reaksi:
2H2O (l) → 4H+ (aq) + O2 (g) + 4e
- Jika anion dari basa (OH⁻) maka oksidasi ion OH⁻ tersebut.
Perubahan kurikulum secara tidak langsung akan menyebabkan terjadinya perubahan buku referensi yang dipakai pada proses pembelajaran. Buku Paket sebagai salah satu sumber belajar tetap bisa menjadi rujukan pada proses pembelajaran dengan mengacu pada materi yang sama karena pada dasarnya "konsep" tentang materi tersebut tidak terlalu banyak berubah. Berikut ini beberapa Buku Kimia Kelas X Kurikulum K-13 yang diterbitkan oleh Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Silakan Unduh melalui link yang ada di bawah gambar sampul buku tersebut!
Berikut adalah link untuk mendownload Buku Kimia SMA/MA Kelas XI Kurikulum Merdeka (Kurmer). Buku tersebut diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Tahun 2022.
Senyawa Hidrokarbon merupakan senyawa yang tersusun atas hidrogen dan karbon. Dalam membentuk rantai karbon terdapat ikatan tunggal (alkana, rangkap dua (alkena) dan rangkap tiga (alkuna).
Berikut link materi dan video pembelajaran tentang "Senyawa Hidrokarbon (Bagian Pendahuluan)" yang telah discreenshot dan diubah dalam bentuk file PDF:
Termokimia adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari reaksi kimia dan perubahan energi yang terlibat. Sistem adalah segala sesuatu yang menjadi pusat pengamatan atau perhatian. Lingkungan adalah segala sesuatu dil uar sistem. Reaksi eksoterm adalah reaksi yang melepas kalor. Reaksi endoterm adalah reaksi yang menyerap kalor.
Berikut link materi dan video pembelajaran tentang "Sistem, Lingkungan, Reaksi Eksoterm, dan Reaksi Endoterm" yang telah discreenshot dan diubah dalam bentuk file PDF:
Persamaan termokimia kimia 11 merupakan persamaan reaksi yang disertai nilai perubahan entalpinya.
Perubahan entalpi yang diukur pada keadaan standar akan disebut perubahan entalpi standar. Satuannya adalah kilo Joule (kJ) dalam Sistem Internasional (SI). Penulisan besarnya entalpi reaksi dalam persamaan reaksi dilakukan dengan dengan menuliskan simbol perubahan entalpi (⧋H) di belakang persamaan reaksi. Misalnya:
A(s) + B(aq) → C(aq) ⧋H = + x kJ
Berikut link materi dan video pembelajaran tentang "Persamaan Termokimia" yang telah di-screenshot dan diubah dalam bentuk file PDF:
Cara menghitung perubahan entalpi reaksi dapat dilakukan melalui:
Kalorimetri
Hukum Hess
Menggunakan dengan data entalpi pembentukan
Menggunakan dengan data energi ikat rata-rata
Kalorimeter merupakan alat yang digunakan untuk menghitung kalor dari suatu reaksi. q reaksi = -(q larutan + q kalorimeter)
Berikut link materi dan video pembelajaran tentang cara menentukan perubahan entalpi dengan menggunakan "Kalorimeter" yang telah di-screenshot dan diubah dalam bentuk file PDF:
Catatan: Pada menit 9:35 Mohon maaf terdapat kesalahan hitung, mol metana 1,6/16 seharusnya 0,1 mol tetapi tertera 0,01 mol, untuk hasil akhirnya sudah benar. Terima kasih.
Cara menghitung perubahan entalpi reaksi dapat dilakukan melalui:
1. Kalorimetri
2. Hukum Hess
3. dengan data entalpi pembentukan
4. dengan data energi ikat rata-rata
Hukum Hess menyatakan bahwa perubahan entalpi suatu reaksi hanya bergantung dari keadaan awal dan akhir reaksi saja, bukan bergantung pada jalannya reaksi.
Berikut link materi dan video pembelajaran tentang cara menentukan perubahan entalpi dengan menggunakan "Hukum Hess" yang telah di-screenshot dan diubah dalam bentuk file PDF:
Untuk menentukan perubahan entalpi berdasarkan data energi ikat rata-rata, dapat diperoleh dengan H reaksi = Energi ikat Kiri - Energi Ikat Kanan Tapi, jika diketahui entalpi pembentukan dapat dihitung dari jumlah entalpi pembentukan kanan dikurangi entalpi pembentukan kiri.
H reaksi = H produk - H reaktan
H reaksi = H kanan - H kiri
Berikut link materi tentang cara menentukan perubahan entalpi menggunakan "Data Entalpi Pembentukan" yang telah di-screenshot dan diubah dalam bentuk file PDF:
Sel elektrolisis merupakan sel yang mengubah energi listrik menjadi reaksi kimia. Elektroda dalam sel elektrolisis, Katode Negatif, Anode Positif. Reaksi pada Katode adalah reduksi, sementara reaksi pada anode adalah oksidasi.
Berikut ini adalah video pembelajaran kimia kelas XII tentang "Sel Elektrolisis" dan materi dapat diunduh melalui link materi yang telah di-screenshot dan diubah dalam bentuk file PDF:
Hukum Faraday 2 ini menjelaskan terkait elektrolisis yang dilakukan secara seri atau menggunakan arus yang sama. Menurut Hukum Faraday 2, massa zat yang dihasilkan pada elektrolisis seri sebanding dengan massa ekuivalen zat tersebut. Dalam video ini juga dilengkapi contoh soal yang diselesaikan secara konsep dan cara cepat, sehingga siswa dapat tidak hanya dapat mengerjakan soal saja, tetapi mengetahui konsepnya.
Berikut ini adalah video pembelajaran kimia kelas XII tentang "Hukum Kedua Faraday" dan materi dapat diunduh melalui link materi yang telah di-screenshot dan diubah dalam bentuk file PDF:
Gas Mulia (Golongan VIII A) merupakan gas uang sudah stabil (memenuhi konfigurasi duplet [He] dan oktet). Gas mulia terdiri dari: He, Ne, Ar, Kr, Xe, dan Rn. Cara mudah menghafalkan gas mulia (golongan VIII A) = Heboh Negara Arab Karena Xerangan Ranjau.
Berikut ini adalah materi tentang Golongan Gas Mulia (Golongan VIIIA atau Golongan 18) yang telah di-screenshot dan diubah dalam bentuk file PDF:
Halogen adalah sebutan lain dari golongan VII A. Atom yang termasuk ke dalam golongan halogen yaitu F, Cl, Br, I dan At (untuk menghafalkan golongan VII A = Fanta Cola-cola Bir Idaman Ati).
Sifat-sifat golongan halogen dapat disimak pada penjelasan video berikut dan materi dapat diunduh melalui link materi yang telah di-screenshot dan diubah dalam bentuk file PDF:
Untuk menentukan perubahan entalpi berdasarkan data energi ikat rata-rata, dapat diperoleh dengan H reaksi = Energi ikat Kiri - Energi Ikat Kanan Tapi, jika diketahui entalpi pembentukan dapat dihitung dari jumlah entalpi pembentukan kanan dikurangi entalpi pembentukan kiri.
H reaksi = H produk - H reaktan
H reaksi = H kanan - H kiri
Berikut link materi yang telah di-screenshot dan diubah dalam bentuk file PDF:
Persamaan laju reaksi atau Hukum laju reaksi adalah persamaan yang menyatakan hubungan natara laju reaksi dengan konsentrasi awal zat-zat pereaksi (reaktan). Untuk menentukan persamaan laju reaksi atau hukum laju reaksi dapat dilakukan dengan data eksperimen.
Secara umum, persamaan laju reaksi dinyatakan dalam:
V = k [A]^x [B]^y
Dimana: V = laju reaksi (M/s)
k = tetapan laju reaksi
x = orde reaksi / tingkat reaksi terhadap [A]
y = orde reaksi / tingkat reaksi terhadap [B]
x + y = orde reaksi total
Berikut link materi yang telah di-screenshot dan diubah dalam bentuk file PDF:
Silakan Ananda simak dan catat materi yang ada di video tentang "Persamaan Laju Reaksi dan Orde Reaksi Kimia Kelas 11", kemudian kerjakan soal yang diberikan (tulis soal dan pilihan jawaban yang benar beserta pembahasannya di buku catatan) !!!
Hidrolisis berasal dari kata hidro dan lisis. Hidro artinya air, sedangkan lisis artinya penguraian. Jadi hidrolisis adalah reaksi penguraian garam-garam dalam air, yang mana menghasilkan ion positif dan negatif. Ion-ion ini bereaksi dengan air menghasilkan asam (H3O+) / (H+) dan basa (OH-). Reaksi hidrolisis merupakan kebalikan dari reaksi penggaraman atau reaksi netralisasi. Reaksi penggaraman adalah reaksi antara asam dan basa membentuk garam. Garam yang dihasilkan bisa bersifat netral, asam, atau basa. Begitu juga saat garam dilarutkan dalam air, maka ion-ion garam yang berasal dari asam lemah atau basa lemah akan bereaksi dengan air yang dinamakan reaksi hidrolisis.
2. Jenis-Jenis Hidrolisis
Beberapa kemungkinan reaksi hidrolisis yang dapat terjadi adalah:
Ion negatif (anion) yang berasal dari garam bereaksi dengan air dan menghasilkan ion OH- menyebabkan konsentrasi ion H+ lebih kecil dari pada konsentrasi ion OH- sehingga larutan bersifat basa
Ion positif (kation) yang berasal dari garam bereaksi dengan air dan menghasilkan ion H+, menyebabkan konsentrasi ion H+ lebih besar daripada konsentrasi ion OH-sehingga larutan bersifat asam
Ion negatif (anion) maupun ion positif (kation) yang berasal dari garam tidak bereaksi dengan air sehingga konsentrasi ion H+ dan ion OH- di dalam air tidak berubah dan larutan bersifat netral.
3. Jenis-Jenis Garam
Garam merupakan hasil reaksi dari suatu asam dengan basa, maka ditinjau dari kekuatan asam dan basa pembentuknya, maka ada 4 jenis garam sebagai berikut:
Garam yang Terbentuk dari Asam Kuat dan Basa Lemah
Garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan kation yang berasal dari basa lemah. Kation tersebut bereaksi dengan air menghasilkan ion H+ yang menyebabkan larutan bersifat asam.
Contoh :
NH4Cl (aq) → NH4+(aq) + Cl- (aq)
Ion NH4+ mengalami hidrolisis dan bereaksi dengan air (H2O) membentuk reaksi kesetimbangan:
Ion NH4+ + H2O (l) ⇄ NH3 + H3O+
Adanya ion H3O+ atau ion H+ yang dihasilkan tersebut mengakibatkan konsentrasi ion H+ di dalam air lebih banyak sehingga larutan garam tersebut bersifat asam. Hidrolisis ini disebut hidrolisis sebagian atau hidrolisis parsial sebab hanya sebagian ion (ion NH4+) yang mengalami reaksi hidrolisis. Jadi garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah akan terhidrolisis sebagian (parsial) dan bersifat asam.
Garam yang Terbentuk dari Asam Lemah dan Basa Kuat
Garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan anion yang berasal dari asam lemah. Anion tersebut bereaksi dengan air menghasilkan ion OH- yang menyebabkan larutan garam bersifat basa.
Contoh :
CH3COONa (aq) → CH3COO-(aq) + Na+(aq)
Ion CH3COO- mengalami hidrolisis dan bereaksi dengan air (H2O) membentuk reaksi kesetimbangan:
CH3COO-(aq)+ H2O (l) ⇄ CH3COOH (aq) + OH-(aq)
Adanya ion OH- yang dihasilkan tersebut mengakibatkan konsentrasi ion OH-di dalam air lebih banyak sehingga larutan bersifat basa. Dari dua ion yang dihasil oleh garam tersebut, hanya ion CH3COO- yang mengalami hidrolisis sedangkan ion Na+ tidak bereaksi dengan air. Jika dianggap bereaksi maka NaOH yang terbentuk akan segera terionisasi menghasilkan ion Na+ kembali. Hidrolisis ini disebut hidrolisis sebagian atau hidrolisis parsial sebab hanya sebagian ion (ion CH3COO-) yang mengalami reaksi hidrolisis. Jadi garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat akan terhidrolisis sebagian (parsial) dan bersifat basa.
Garam yang Terbentuk dari Asam Lemah dan Basa Lemah
Garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa lemah di dalam air akan terionisasi sempurna dan kedua ion garam tersebut bereaksi dengan air.
Contoh :
NH4CN (aq) → NH4+(aq) + CN- (aq)
Ion NH4+ bereaksi dengan air membentuk reaksi kesetimbangan:
NH4+(aq) + H2O (l) ⇄ NH4OH (aq) + H+(aq)
Ion CN- bereaksi dengan air membentuk reaksi kesetimbangan:
CN- (aq) + H2O (l) ⇄ HCN (aq) + OH-(aq)
Oleh karena kedua ion garam tersebut masing-masing menghasilkan ion H+ dan ion OH-, maka sifat larutan garam ini ditentukan oleh nilai tetapan kesetimbangan dari kedua reaksi tersebut. Hidrolisis garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah akan mengalami hidrolisis sempurna atau hidrolisis total, sebab kedua ion garam mengalami reaksi hidrolisis dengan air. Sifat larutan ditentukan oleh nilai tetapan kesetimbangan asam (Ka) dan nilai kesetimbangan basa (Kb) penyusun garam tersebut. Jika Ka > Kb, maka larutan akan bersifat asam dan jika Ka < Kb maka larutan akan bersifat basa.
Garam yang Terbentuk dari Asam Kuat dan Basa Kuat
Ion-ion yang dihasilkan dari garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat tidak akan mengalami hidrolisis (tidak bereaksi dengan air), sebab jika dianggap bereaksi maka akan segera terionisasi kembali secara sempurna membentuk ion-ion semula.
Contoh :
NaCl (aq) → Na+(aq) + Cl- (aq)
Ion Na+ di dalam larutan tidak mengalami reaksi dengan air, sebab jika dianggap bereaksi dengan air maka ion akan menghasilkan NaOH yang akan segera terionisasi kembali menjadi ion Na+. Hal ini disebabkan NaOH merupakan basa kuat yang terionisasi sempurna. Demikian juga jika ion Cl-dianggap bereaksi dengan air, maka HCl yang terbentuk akan terionisasi sempurna menjadi ion Cl- kembali. Hal ini disebabkan HCl merupakan asam kuat. Oleh karena itu konsentrasi H+ dan ion OH- dalam air tidak terganggu sehingga larutan bersifat netral.
Berikut ini adalah video pembelajaran tentang "HIDROLISIS GARAM", Silakan disimak untuk lebih memperdalam materi tentang "Sifat-sifat Garam dan Menentukan Reaksi Hidrolisis Garam" !
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dapat dijelaskan dengan menggunakan Teori Tumbukan. Menurut Teori tumbukan, reaksi dapat berlangsung apabila tumbukan antar partikel pereaksi memiliki energi yang cukup dan arah tumbukan yang sesuai.
Berdasarkan Teori ini, Faktor yang mempengaruhi laju reaksi yaitu:
Konsentrasi
Luas Permukaan
Suhu
Katalis
Berikut link materi yang telah di-screenshot diubah dalam bentuk file PDF:
Baranti (Humas MAN Sidenreng Rappang) - Silaturahmi antara MAN Sidenreng Rappang dengan MAN Pinrang sudah terjalin sejak lama. Sebelum MAN Sidenreng Rappang (MAN Sidrap) menjadi madrasah aliyah negeri seperti saat ini, ada banyak perjalanan sejarah yang sebagian orang belum tahu.
Pada awal pendiriannya sebagai salah satu madrasah aliyah di Kabupaten Sidenreng Rappang, nama MAN Sidrap adalah Madrasah Aliyah Baranti Filial Pinrang, yang kemudian berdiri sendiri dan dinegerikan menjadi MAN Baranti di tahun 2010, kemudian mengalami perubahan nomenklatur menjadi MAN Sidrap di tahun 2018 sampai sekarang.
Ikatan silaturahmi semakin erat antara MAN Sidrap dengan MAN Pinrang, hal tersebut terlihat dari adanya undangan persahabatan dari MAN Pinrang untuk mengikuti pertandingan persahabatan bidang olahraga. Kegiatan ini diinisiasi oleh pengurus OSIM dan guru pembina ekstrakurikuler MAN Sidrap dan difasilitasi oleh Bapak Aiyub, salah seorang guru MAN Pinrang yang terangkat ASN P3K tahun 2023 dan ditempattugaskan di MAN Sidrap. Adapun cabang olahraga yang dipertandingkan yaitu Bola Voli putra dan putri, Futsal, dan Sepak Takraw putra. Rombongan MAN Sidrap disambut hangat oleh Bapak H. Ansar selaku Kepala MAN Pinrang beserta guru-guru yang hadir di ruang kepala madrasah.
"Kami berharap jalinan silaturahmi ini selalu terjaga dengan baik antara MAN Sidrap dengan MAN Pinrang, sebagai MAN satu-satunya di kabupaten masing-masing" ucap H. Mukhlis Siri selaku Kepala Madrasah Aliyah Negeri Sidenreng Rappang.
Selain pertandingan persahabatan yang diikuti oleh siswa, juga silaturahmi antara guru MAN Sidrap dengan MAN Pinrang. Ada beberapa guru yang pernah menjadi tenaga pengajar di MAN Pinrang. Berkat adanya undangan persahabatan ini menjadi ajang reuni bagi salah satu guru yang pernah menjadi tenaga pengajar yakni Abdul Rahman Tahang yang ditempatkan di MAN Pinrang saat pengangkatan CPNS pada tahun 2009 melalui jalur tenaga honorer. Demikian juga bagi beberapa alumni MAN Baranti Filial Pinrang yang telah mengabdi menjadi guru di MAN Sidrap.
"Senang rasanya bisa bertemu dan berbagi ilmu serta pengalaman dengan rekan pengajar di MAN Pinrang, yang mengingatkan kembali kenangan saat mengajar di sana" kenang Abdul Rahman Tahang selaku guru yang pernah menjadi tenaga pengajar di MAN Pinrang.
Pertandingan persahabatan ini menjadikan peserta didik MAN Sidrap dan MAN Pinrang bisa saling mengenal dan berbagi ilmu serta motivasi dalam proses pembelajaran serta berbagi pengalaman dalam berorganisasi di madrasah, khususnya organisasi kegiatan ekstrakurikuler.
Di sela-sela pertandingan persahabatan tersebut, peserta didik dan beserta guru pendamping berkunjung ke ruang studio "LENTERA (Lensa Terpercaya Madrasah)" MAN Pinrang dan melakukan "Podcast" yang terhubung dengan Chanel Youtube "Lentera MAN Pinrang" dan akhirnya sebelum kembali ke MAN Sidrap, Pemain dan Guru pendamping dijamu dan ditraktir santap siang di kantin MAN Pinrang, yang dikenal sebagai "kantin terpanjang" di lingkungan madrasah.
"Semoga ke depannya MAN Pinrang juga bisa berkunjung ke MAN Sidrap" harap Angga Nugraha sebagai ketua OSIM MAN Sidrap yang juga ikut serta dalam rombongan tersebut.
(Diolah dari kontributor / Pembina KIR MAN Sidrap, Sriwardhana by ART blog)
Apabila dua jenis larutan yang berbeda konsentrasinya dimasukkan ke dalam wadah di mana kedua larutan tersebut dipisahkan dengan selaput semipermeabel, maka ada 3 kemungkinan keadaan larutan tersebut, yaitu (1) Larutan hipotonik merupakan larutan encer yang memiliki tekanan osmotik rendah, (2) Larutan hipertonik merupakan larutan pekat yang memiliki tekanan osmotik tinggi. Molekul- molekul pelarut akan merembes dari larutan encer ke larutan yang lebih pekat. Proses perpindahan molekul pelarut dari larutan encer ke larutan yang lebih pekat atau dari pelarut murni ke suatu larutan melalui selaput semipermeabel disebut peristiwa osmosis. Peristiwa osmosis akan berlangsung hingga dicapai suatu kesetimbangan atau hingga terbentuk jenis larutan yang ketiga (3) yaitu larutan isotonis. Tekanan osmotik merupakan tekanan yang diberikan untuk mencegah terjadinya peristiwa osmosis tersebut.
Menurut Van’t Hoff, tekanan osmotik larutan-larutan encer dapat dihitung dengan rumus yang serupa dengan persamaan gas ideal, yaitu:
Apabila dua jenis larutan yang berbeda konsentrasinya dimasukkan ke dalam wadah di mana kedua larutan tersebut dipisahkan dengan selaput semipermeabel, maka ada 3 kemungkinan keadaan larutan tersebut, yaitu (1) Larutan hipotonik merupakan larutan encer yang memiliki tekanan osmotik rendah, (2) Larutan hipertonik merupakan larutan pekat yang memiliki tekanan osmotik tinggi. Molekul- molekul pelarut akan merembes dari larutan encer ke larutan yang lebih pekat. Proses perpindahan molekul pelarut dari larutan encer ke larutan yang lebih pekat atau dari pelarut murni ke suatu larutan melalui selaput semipermeabel disebut peristiwa osmosis. Peristiwa osmosis akan berlangsung hingga dicapai suatu kesetimbangan atau hingga terbentuk jenis larutan yang ketiga (3) yaitu larutan isotonis. Tekanan osmotik merupakan tekanan yang diberikan untuk mencegah terjadinya peristiwa osmosis tersebut.
Menurut Van’t Hoff, tekanan osmotik larutan-larutan encer dapat dihitung dengan rumus yang serupa dengan persamaan gas ideal, yaitu:
Berikut ini contoh soal tentang Tekanan Osmotik.
Silakan tulis saran dan pertanyaan di kolom komentar pada bagian bawah postingan ini jika penyelesaian kurang dipahami!