13 October 2023

HIDROLISIS GARAM

1. Pengertian Hidrolisis

Hidrolisis berasal dari kata hidro dan lisis. Hidro artinya air, sedangkan lisis artinya penguraian.  Jadi hidrolisis adalah reaksi penguraian garam-garam dalam air, yang mana menghasilkan ion positif dan negatif. Ion-ion ini bereaksi dengan air menghasilkan asam (H3O+) / (H+) dan basa (OH-). Reaksi hidrolisis merupakan kebalikan dari reaksi penggaraman atau reaksi netralisasi. Reaksi penggaraman adalah reaksi antara asam dan basa membentuk garam. Garam yang dihasilkan bisa bersifat netral, asam, atau basa. Begitu  juga saat  garam  dilarutkan  dalam  air,  maka  ion-ion garam yang berasal dari asam lemah atau basa lemah akan bereaksi dengan air yang dinamakan reaksi hidrolisis.

2. Jenis-Jenis Hidrolisis

Beberapa kemungkinan reaksi hidrolisis yang dapat terjadi adalah:
  • Ion negatif (anion) yang berasal dari garam bereaksi dengan air dan menghasilkan ion OH- menyebabkan  konsentrasi  ion H+  lebih  kecil  dari  pada  konsentrasi  ion  OH- sehingga larutan bersifat basa 
  • Ion positif (kation) yang berasal dari garam bereaksi dengan air dan menghasilkan ion H+, menyebabkan  konsentrasi  ion  H+  lebih  besar  daripada  konsentrasi  ion  OH-sehingga larutan bersifat asam
  • Ion negatif (anion)  maupun  ion positif (kation)  yang  berasal  dari  garam  tidak  bereaksi  dengan  air sehingga konsentrasi ion H+ dan ion OH- di dalam air tidak berubah dan larutan bersifat netral.

3. Jenis-Jenis Garam

Garam merupakan hasil reaksi dari  suatu  asam  dengan  basa,  maka  ditinjau  dari  kekuatan  asam  dan  basa pembentuknya, maka ada 4 jenis garam sebagai berikut:

  • Garam yang Terbentuk dari Asam Kuat dan Basa Lemah
Garam  yang  berasal  dari  asam  kuat  dan  basa  lemah  jika  dilarutkan  dalam  air akan  menghasilkan  kation  yang  berasal  dari  basa  lemah. Kation  tersebut bereaksi  dengan  air  menghasilkan  ion  H+  yang  menyebabkan  larutan  bersifat asam. 

Contoh : 
NH4Cl (aq)   →   NH4+ (aq) + Cl(aq)
Ion NH4+ mengalami hidrolisis dan bereaksi dengan air (H2O) membentuk reaksi kesetimbangan:
Ion NH4+  +  H2O (l)  ⇄   NH +  H3O+

Adanya  ion  H3O atau ion H+ yang  dihasilkan  tersebut  mengakibatkan  konsentrasi  ion  H+  di dalam air lebih banyak sehingga larutan garam tersebut bersifat asam.  Hidrolisis ini disebut  hidrolisis sebagian  atau  hidrolisis  parsial sebab hanya sebagian ion (ion NH4+)  yang mengalami reaksi hidrolisis. Jadi garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah akan terhidrolisis sebagian (parsial) dan bersifat asam. 

  • Garam yang Terbentuk dari Asam Lemah dan Basa Kuat
Garam  yang berasal dari asam lemah dan basa kuat jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan  anion  yang  berasal  dari  asam  lemah. Anion tersebut bereaksi dengan air menghasilkan ion OH- yang menyebabkan larutan garam bersifat basa

Contoh :
CH3COONa (aq)       →       CH3COO- (aq)     +   Na+ (aq) 
Ion CH3COO- mengalami hidrolisis dan bereaksi dengan air (H2O) membentuk reaksi kesetimbangan: 
 CH3COO- (aq)+  H2O (l)   ⇄  CH3COOH (aq)  +  OH- (aq)

Adanya ion OH- yang dihasilkan tersebut mengakibatkan konsentrasi  ion OH- di dalam air lebih banyak sehingga larutan  bersifat basa.  Dari  dua  ion  yang  dihasil  oleh  garam  tersebut,  hanya  ion  CH3COO-  yang mengalami hidrolisis sedangkan ion Na+ tidak bereaksi dengan air. Jika dianggap bereaksi maka NaOH yang terbentuk akan segera terionisasi menghasilkan ion Nakembali.  Hidrolisis  ini  disebut  hidrolisis  sebagian  atau  hidrolisis  parsial sebab hanya sebagian ion (ion CH3COO-) yang mengalami reaksi hidrolisis. Jadi garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat akan terhidrolisis sebagian (parsial) dan bersifat basa. 
  • Garam yang Terbentuk dari Asam Lemah dan Basa Lemah

Garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa lemah di dalam air akan terionisasi sempurna dan kedua ion garam tersebut bereaksi dengan air. 

Contoh : 
NH4CN (aq)  →  NH4+ (aq) + CN(aq)
Ion NH4bereaksi dengan air membentuk reaksi kesetimbangan:
NH4+ (aq) H2O (l)   ⇄  NH4OH (aq) + H+(aq)
Ion CNbereaksi dengan air membentuk reaksi kesetimbangan:
CN(aq) H2O (l)   ⇄  HCN (aq) + OH-(aq)

Oleh karena kedua ion garam tersebut masing-masing menghasilkan ion H+ dan ion OH-, maka sifat larutan garam ini ditentukan oleh nilai tetapan kesetimbangan dari kedua reaksi tersebut. Hidrolisis garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah akan mengalami hidrolisis sempurna atau hidrolisis total,  sebab kedua ion garam mengalami reaksi hidrolisis dengan air. Sifat larutan ditentukan oleh nilai tetapan kesetimbangan asam (Ka) dan nilai kesetimbangan  basa (Kb) penyusun garam tersebut.  Jika Ka > Kb,  maka larutan akan bersifat asam dan jika  Ka < Kb maka larutan akan bersifat basa.
  • Garam yang Terbentuk dari Asam Kuat dan Basa Kuat

Ion-ion yang dihasilkan dari garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat tidak akan mengalami hidrolisis (tidak bereaksi dengan air), sebab jika dianggap bereaksi maka akan segera terionisasi kembali secara sempurna membentuk ion-ion semula. 

Contoh :
NaCl (aq)  →   Na+ (aq)  +  Cl(aq)

Ion Na+ di dalam larutan tidak mengalami reaksi dengan air, sebab jika dianggap bereaksi  dengan  air  maka  ion  akan  menghasilkan  NaOH  yang  akan  segera terionisasi kembali menjadi ion Na+. Hal ini disebabkan NaOH merupakan basa kuat  yang  terionisasi  sempurna.  Demikian  juga jika ion  Cl-dianggap  bereaksi dengan air, maka HCl yang terbentuk akan terionisasi sempurna menjadi ion Cl- kembali. Hal ini disebabkan HCl merupakan asam kuat. Oleh  karena  itu konsentrasi H+ dan ion OH-  dalam air tidak terganggu sehingga larutan bersifat netral

Berikut ini adalah video pembelajaran tentang "HIDROLISIS GARAM", Silakan disimak untuk lebih memperdalam materi tentang "Sifat-sifat Garam dan Menentukan Reaksi Hidrolisis Garam" !

0 comments:

Post a Comment